"............Sedapnya penganan keledek." itulah kata-kata yang terhambur dimulut saya suatu tika dahulu.Tapi itu hanya tinggal kenangan sahaja.Kerinduan kepada kuih tersebut begitu terasa sekali apabila terlihat kak Milah menggali keledek yang ditanam di kebun milik saya.
Tiada siapa yang dapat menandingi masakan nenek saya yang telah meninggalkan kami lebih daripada sepuluh tahun lalu.Nenek memang terkenal dengan kuihnya itu.Tiada siapa yang kini mengambil resepi nenek .Tiada siapa yang pernah lagi mengacau penganan untuk dihidangkan kepada anak-anak.Tiada siapa yang tahu(mungkin) cucu-cucu atau generasi sekarang mengenai kuih tersebut.Hanya tinggal kenangan.
Dulu kebun milik ayah telah diusahakan oleh adik-adik emak untuk menanam keledek.Tapi kini masing-masing membawa haluan sendiri.Mengikuti suami.Tiada siapa lagi yang mampu memegang cangkul.Kudrat untuk mengerjakan kebun sudah berlalu.Kepayahan hidup mereka telah memberi kesedaran kepada kami untuk mengubah nasib keluarga.Retetan cerita itu berlalu dengan pengalaman yang indah.Dulu, saya sering mengikuti emak saudara untuk mengerjakan kebun..................kini hanya tanah di belakang rumahlah mampu kami lakukan untuk bercucuk tanam untuk kepuasan diri sendiri.
............mengajak anak untuk memegang cangkul sudah tentu menjadi satu kepayahan kepada mereka.Lantas dikatakan tidak biasa dengan tugas-tugas itu.Generasi zaman sekarang memang sukar untuk melakukan kerja-kerja yang pernah kami lakukan.
Dulu, hanya menungggang basikal menolong ayah dan emak mengangkat susu getah.Ingat lagi ketika usia saya 14 tahun.Sewaktu cuti sekolah,masa digunakan dengan menolong emak dan ayah ke kebun getah.Tak pandai menoreh tapi cukup untuk melihat sendiri susah payahnya ayah dan ibu mencari rezeki untuk kami sekeluarga.Keperitan dan kesusahan hidup itulah yang menggerak hati saya untuk mengubah hidup kami.
Pena kasih:Sering bercerita dengan anak-anak tentang kepayahan hidup mamanya suatu tika dahulu setiap kali ternampak pokok getah.
Tiada siapa yang dapat menandingi masakan nenek saya yang telah meninggalkan kami lebih daripada sepuluh tahun lalu.Nenek memang terkenal dengan kuihnya itu.Tiada siapa yang kini mengambil resepi nenek .Tiada siapa yang pernah lagi mengacau penganan untuk dihidangkan kepada anak-anak.Tiada siapa yang tahu(mungkin) cucu-cucu atau generasi sekarang mengenai kuih tersebut.Hanya tinggal kenangan.
Dulu kebun milik ayah telah diusahakan oleh adik-adik emak untuk menanam keledek.Tapi kini masing-masing membawa haluan sendiri.Mengikuti suami.Tiada siapa lagi yang mampu memegang cangkul.Kudrat untuk mengerjakan kebun sudah berlalu.Kepayahan hidup mereka telah memberi kesedaran kepada kami untuk mengubah nasib keluarga.Retetan cerita itu berlalu dengan pengalaman yang indah.Dulu, saya sering mengikuti emak saudara untuk mengerjakan kebun..................kini hanya tanah di belakang rumahlah mampu kami lakukan untuk bercucuk tanam untuk kepuasan diri sendiri.
............mengajak anak untuk memegang cangkul sudah tentu menjadi satu kepayahan kepada mereka.Lantas dikatakan tidak biasa dengan tugas-tugas itu.Generasi zaman sekarang memang sukar untuk melakukan kerja-kerja yang pernah kami lakukan.
Dulu, hanya menungggang basikal menolong ayah dan emak mengangkat susu getah.Ingat lagi ketika usia saya 14 tahun.Sewaktu cuti sekolah,masa digunakan dengan menolong emak dan ayah ke kebun getah.Tak pandai menoreh tapi cukup untuk melihat sendiri susah payahnya ayah dan ibu mencari rezeki untuk kami sekeluarga.Keperitan dan kesusahan hidup itulah yang menggerak hati saya untuk mengubah hidup kami.
Pena kasih:Sering bercerita dengan anak-anak tentang kepayahan hidup mamanya suatu tika dahulu setiap kali ternampak pokok getah.
No comments:
Post a Comment